Blog
Blog Detail Description
TAIWAN - Suasana pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja Taiwan Hung Sun-han dengan wartawan ASEAN dan Indo Pasifik. Dalam 10 tahun terakhir, lanskap migrasi ke Taiwan mengalami pergeseran yang signifikan. Bukan hanya buruh, tetapi juga mahasiswa dan profesional mulai melihat Taiwan sebagai ruang peluang.
SURYA.CO.ID - Taiwan telah lama menjadi destinasi penting bagi tenaga kerja migran Indonesia, terutama di sektor domestik dan manufaktur.
Dalam 10 tahun terakhir, lanskap migrasi ke Taiwan mengalami pergeseran yang signifikan. Bukan hanya buruh, tetapi juga mahasiswa dan profesional mulai melihat Taiwan sebagai ruang peluang.
Gambaran itulah yang tertangkap selama perjalanan Harian Surya ke Taiwan sepekan lalu.
Perjalanan tersebut, dilakukan dalam rangka memenuhi undangan Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Selain Indonesia, Taiwan juga mengajak wartawan dari negara lain, yakni Republik Palau, India, Malaysia, Vietnam dan Australia.
Informasinya, Taiwan juga mengundang wartawan dari Myanmar dan Kamboja, tetapi mereka batal berangkat, karena ada persoalan di negara masing-masing.
Harian Surya datang ke Taiwan tepat pada hari perayaan Kemerdekaan Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025. Walau demikian, rangkaian kegiatan yang padat itu baru dimulai pada Senin (18/08/2025).
Pada hari pertama tersebut, Harian Surya diajak bertemu Menteri Tenaga Kerja Taiwan, Hung Sun-han. Ia adalah politisi sekaligus aktivis tenaga kerja dan masih berusia 41 tahun.
Sebagai orang muda, Hung Sun-han tampil berbeda. Ia memberi kartu nama unik kepada Harian Surya dan wartawan lainnya, yaitu bergambar karikatur diri.
Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, Hung Sun-han banyak bercerita soal kondisi tenaga kerja di Taiwan, yang sedang diusahakan lebih baik dari sebelumnya, terutama dalam hal keseimbangan kerja.
“Saat ini, populasi kami 23 juta, dan kami memiliki mungkin lebih dari 800.000 pekerja, terutama dari negara-negara Asia Tenggara. Dari 800.000 pekerja mikro tersebut, mereka berasal dari empat negara sumber di Asia Tenggara," kata Hung Sun-han.
Dari jumlah itu, lanjut Hung Sun-han, pemerintah Taiwan terus berusaha membuat mekanisme yang lebih akomodatif untuk memastikan pekerja migran, mulai dari kesehatan, kesejahteraan, termasuk peningkatan status pekerja.
Begitu juga untuk para pekerja Indonesia yang jumlahnya kedua terbesar di Taiwan. Data dari buku New Southbound Policy Implementation Agencies yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Taiwan tahun 2023 menyebut populasi warga Indonesia di sana sudah mencapai 20 persen dari total tenaga kerja migran.
Di urutan pertama adalah Malaysia dengan jumlah total mencapai 32 persen.
Para pekerja ini terbagi ke dalam berbagai bidang, yakni pelatih olahraga, supervisor, pekerja kontrak, pekerja seni, dan pekerja dengan teknik tertentu seperti pekerja rumah tangga.
Belum ada data pasti berapa besar jumlah pekerja Indonesia di bidang tertentu itu, tetapi menurut Hung Sun-han, semua pekerja mendapat peluang yang sama. Namun, di Taiwan kini sangat sulit memiliki keseimbangan kerja.
“Jika Anda memiliki gelar master di bidang teknik dan mendapatkan pekerjaan pertama di industri semikonduktor sebagai insinyur litbang, gajinya mungkin lebih tinggi dari menteri. Penghasilannya sangat menarik, tetapi Anda harus bekerja berjam-jam bekerja dalam shift. Sangat sulit untuk memiliki keseimbangan kehidupan kerja," katanya.
Yang juga menarik, di Taiwan ada banyak warga lansia yang masih bekerja. Pemandangan ini seolah terlihat biasa di jalanan.
Saat hal ini dikonfirmasi ke pemerintah, disebutkan bahwa program pensiun di Taiwan memang ada, namun hal ini tidak bisa disamaratakan di tiap bidang jenis pekerjaan.
"Dari perspektif Kementerian Tenaga Kerja, kami mencoba menyeimbangkan sumber daya kami dalam ekonomi yang lebih luas,” tambahnya.
Tidak hanya di sektor pekerja, di sektor pendidikan juga terjadi peningkatan yang signifikan selama tiga tahun terakhir. Jumlah mahasiswa Indonesia kini menjadi peringkat ketiga terbesar (sekitar 20 persen) di Taiwan, di bawah Vietnam (40 % ) dan Malaysia (32 % ).
Dengan besarnya jumlah populasi warga Indonesia di Taiwan, tidak heran jika pemerintah Taiwan mengharapkan agar pemerintah Indonesia dapat memberikan aturan bebas visa.
“Ini akan menjadi peluang yang bagus bagi masyarakat,” kata Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung yang Harian Surya temui di hari berbeda.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Warga Indonesia Kian Banyak di Taiwan, Jumlah Pekerja Kini Kedua Terbesar, https://surabaya.tribunnews.com/news/1911816/warga-indonesia-kian-banyak-di-taiwan-jumlah-pekerja-kini-kedua-terbesar?page=all#goog_rewarded.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Cak Sur